Pages

Bali Google Search

Custom Search

Saturday, June 19, 2010

Menjaga Citra Agama Hindu

KITAB Catur Veda adalah kitab sucinya Agama Hindu. Veda itu adalah sabda Tuhan. Hal ini dinyatakan dalam kitab Atharva Weda X.7.20. Dalam Mantra Atharvaveda tersebut dinyatakan bahwa Rgveda dan Yajurveda adalah sabda Tuhan, SamaVeda adalah rambutnya sedangkan Atharvaveda adalah mulutNya. Mantran Atharwa Weda ini menyatakan bahwa Veda kitab suci Agama Hindu itu adalah benar-benar Sabda Tuhan. Weda itu bukan buatan manusia. Dalam kitab Yajur Weda XXXI.7 ditegaskan pula bahwa umat manusia mempersembahkan yadnya kepada Tuhan Yang Mahaesa dan Tuhan Yang Mahesa mensabdakan Rgveda, Samaveda dan juga muncul Yajurveda dan Atharvaveda. Veda sebagai Sabda Tuhan juga dinyatakan dalam kitab Bhagwad Gita dan Manawa Dharmasastra.

=== Oleh I Ketut Wiana ===

Di dalam kitab Bhagawad Gita XV.15 disebutkan bahwa: Tuhan bersemayam dalam hati semua makhluk. Dari Tuhanlah timbulnya ingatan dan pengetahuan, Tuhan dapat dipahami melalui empat kitab suci Veda. Tuhanlah sebenarnya pencipta Veda dan Tuhan juga yang paling tahu dengan Veda dan Vedanta. Demikian juga dalam kitab Manawa Dharmasastra I.23 juga disebutkan bahwa kitab suci Veda itu disabdakan oleh Tuhan. Jadi umat Hindu menyatakan kitab suci Veda itu adalah Sabda Tuhan bukanlah karena suatu pernyataan manusia, namun Tuhanlah yang mensabdakan sebagaimana dinyatakan dalam kitab suci Veda itu. Sedangkan dalam kitab Sastra juga para Resi menegaskan kembali bahwa Veda itu adalah ciptaan Tuhan. Jadinya umat Hindu menyatakan kitab suci Veda itu Sabda Tuhan bukanlah membuat-buat. Namun ada fakta dalam kitab sucinya. Sesungguhnya kalau kita memahami moral dan etik pergaulan antara pemeluk Agama yang berbeda-beda sangat tidak dibenarkanlah menilai Agama orang lain yang tidak dianut.

Untuk menjaga citra Agama Hindu seyogianya umat Hindu sendirilah yang pertama-tama mewacanakan pernyataan Veda yang menyatakan bahwa Veda itu adalah sabda Tuhan. Demikian juga dengan tegas menyatakan bahwa tradisi yang bertentangan dengan sabda Tuhan itu harus ditingkatkan. Tradisi berjudi di Pura saat ada upacara. Minum-minuman keras saat ada upacara Yadnya harus dengan tegas ditingkatkan dalam rangka menjaga citra Agama Hindu. Demikian juga adanya beberapa tradisi yang bertentangan dengan kitab suci harus dengan tegas ditingkatkan demi citra Agama Hindu itu sendiri. Demikian juga umat Hindu terutama para pemimpinnya yang berada di berbagai lembaga keumatan hendaknya proaktif mensosialisasikan keberbagai lembaga pemerintahan dan juga non-pemerintahan untuk menyatakan bahwa kitab suci Veda itu adalah sabda Tuhan. Bila perlu melakukan langkah-langkah hukum, kalau ada yang dengan sengaja memojokan Agama Hindu sebagai Agama yang bukan sabda Tuhan. Istilah Agama langit dan Agama bumi harus dihilangkan di bumi NKRI ini. Hal itu akan menjadi pemicu ketidak rukunan umat beragama di Indonesia. Hal ini akan merusak citra kehidupan beragama di Indonesia.

Disamping itu ajaran kitab Suci Veda sabda Tuhan itu harus terus menerus dijadikan landasan membina kehidupan individual maupun kehidupan sosial dalam suatu masyarakat. Pengamalan Agama Hindu harus dapat dibuktikan ada perbaikan kwalitas hidup individu maupun kwalitas kehidupan sosial yang semakin meningkat. Citra Agama Hindu akan terus meningkat baik bagi penganutnya maupun bagi orang lain apa bila umat Hindu berhasil menjadikan Agama Hindu itu untuk meningkatkan kwalitas kehidupan individual maupun kehidupan sosialnya.

Secara individual penerapan Agama Hindu seyogianya dapat membangun individu yang berkwalitas. Penerapan Agama Hindu harus dapat membangun individu yang semakin sehat secara fisik, tenang secara rokhani. Fisik yang sehat dan rokhani yang tenang dapat didayagunakan untuk mengeksistensikan profesi. Kalau penerapan beragama Hindu itu menjadi sejumlah kewajiban yang menimbulkan beban hidup yang dirasakan memberatkan, itu berarti cara pemahaman Agama yang keliru. Bukan kesalahan pada ajaran Agama sabda suci Tuhan tersebut. Dalam ajaran Agama Hindu memang ada kewajiban-kewajiban yang seyogianya dilakukan oleh seorang penganut Agama Hindu. Tetapi kewajiban-kewajiban tersebut kalau tepat caranya memahami dan melakukan justru akan dirasakan sebagai suatu yang indah dalam hidup ini. Kalau setiap umat yang melakukan ajaran Agama Hindu itu merasakan manfaatnya, maka hal ini akan menumbuhkan citra positif pada kehidupan beragama. Untuk menjaga citra positif pada Agama Hindu tersebut, pahamilah ajaran Agama Hindu tersebut secara baik dan benar. Terapkanlah ajaran Agama Hindu tersebut secara tepat dalam kehidupan individu. Demikianlah juga dalam kehidupan sosial dalam masyarakat. Penerapan ajaran Agama Hindu dalam kehidupan bersama seyogyanya mampu membangun kebersamaan yang berkwalitas. Kebersamaan yang berkwalitas itu adalah kebersamaan dinamis, harmonis dan produktif dalam artian yang luas. Tidak saja menumbuhkan nilai-nilai material, tetapi juga nilai-nilai sosial religius secara seimbang. Kebersamaan yang dinamis, harmonis dan produktif itu akan dapat terwujud apa bila dalam kebersamaan itu ada kesetaraan, persaudaraan dan kemerdekaan. Tidak mungkin suatu kebersamaan itu langgeng kalau tidak ada kesetaraan. Seperti adanya sekelompok orang diistimewakan hanya berdasarkan keturunan atau wangsa. Apa lagi dalam kebersamaan itu satu dengan yang lainnya tidak merasa bersaudara dan juga tidak bersahabat. Ditambah lagi tidak adanya kemerdekaan untuk mengembangkan diri masing-masing sesuai dengan swaguna dan swadharmanya. Kebersamaan yang demikian itu membuat masyarakat bersatu dengan sangat rapuh. Mudah goyah dan mudah dipicu konflik. Karena itu penerapan ajaran Agama Hindu tersebut hendaknya diupayakan benar agar dapat membina kesetaraan, persaudaraan dan kemerdekaan. Kalau tiga hal itu tidak diwujudkan dalam kehidupan bersama, maka kebersamaan itu dapat merusak citra kehidupan beragama Hindu. Karena itu jadikan ajaran Agama Hindu tersebut membangun kesetaraan, persaudaraan dan kemerdekaan.

http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=233&Itemid=71

1 comment:

  1. Ada beberapa kata yang salah ketik, misalnya
    Demikian juga dengan tegas menyatakan bahwa tradisi yang bertentangan dengan sabda Tuhan itu harus #ditingkatkan. Tradisi berjudi di Pura saat ada upacara. Minum-minuman keras saat ada upacara Yadnya harus dengan tegas #ditingkatkan dalam rangka menjaga citra Agama Hindu. Demikian juga adanya beberapa tradisi yang bertentangan dengan kitab suci harus dengan tegas #ditingkatkan demi citra Agama Hindu itu sendiri.
    kata "ditingkatkan" seharusnya "ditinggalkan" suksma

    ReplyDelete